'sampah' the tragedy

Tuesday, May 30, 2006

the beginning

Jumlah Korban Meninggal Diperkirakan Mencapai 141 Orang
Gunungan Sampah Ambrol, Sedikitnya 29 Tewas
CIMAHI, (PR).-Akibat guyuran hujan selama dua hari berturut-turut, gunungan sampah di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Leuwigajah di Kel. Leuwigajah, Kec. Cimahi Selatan, Kota Cimahi longsor dan menimbun perumahan penduduk.
*** Ket Gambar : LONGSORAN tumpukan sampah dari Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Leuwigajah menimbun persawahan dan puluhan rumah yang berada di bawahnya, Senin (21/2) dini hari. Sementara itu, sebuah beko berusaha membuka jalan yang menghubungkan Kp. Pojok Cimahi menuju Kp. Cilimus Desa Batujajar Timur Kec. Batujajar Kab. Bandung yang terputus akibat longsoran sampah ini.* M. GELORA SAPTA/"PR"
Akibatnya, puluhan rumah di Kp. Cilimus dan Kp. Gunung Aki, Desa Batujajar Timur, Kec. Batujajar, Kab. Bandung serta Kp. Pojok, Kel. Leuwigajah, Kec. Cimahi Selatan, Kota Cimahi tertimbun longsoran jutaan kubik sampah.
Dikhawatirkan sebanyak 141 jiwa tewas. Namun hingga tadi malam, sebanyak 29 jenazah telah ditemukan dan telah teridentifikasi. Sisanya diduga masih terkubur. Sedangkan sejumlah lainnya luka-luka.
Ambruknya gunungan sampah itu terjadi sekira pukul 2.00 WIB Senin dini hari di saat warga tengah lelap tidur. Gunungan yang berada di ketinggian sekira 50-70 meter di atas permukiman penduduk itu terseret hingga sejauh kurang lebih 1 km dari titik pembuangan hingga menghantam puluhan rumah penduduk.
Diduga kuat, korban yang tertimbun telah tewas. Pasalnya, ketebalan sampah di lokasi kejadian mencapai 30 meter sehingga kecil kemungkinan korban dapat menyelamatkan diri. Selain itu, gundukan sampah yang menimbun rumah warga menimbulkan aroma tidak sedap yang bisa membuat sesak napas. Terlebih lagi, gas amoniak dari sampah itu begitu menyengat.
Menurut Camat Batujajar, Drs. Agus Gusmana dan Kades Batujajar Timur, Syaeful Bachri kepada "PR" kemarin, lokasi yang tertimpa longsor tersebut berada di tiga titik yang diperkirakan seluas 20-25 ha, baik itu perkampungan atau persawahan. Mereka tersebar di RW 9 sebanyak 54 rumah, RW 8 sebanyak 7 rumah, dan RW 12 sebanyak 8 rumah dengan jumlah jiwa sebanyak 136 orang. Jumlah jiwa yaitu 105 orang di RW 9, 3 orang di RW 8, dan 28 orang di RW 12.
Sementara menurut Ketua RW 10 Kp. Pojok, Darmin Suhenda, Lurah Leuwigajah, Teten Suhana, dan Camat Cimahi Selatan, Drs. A. Sumardi, rumah yang tertimbun longsor di wilayah Cimahi sebanyak dua unit, satu di antaranya kosong. Rumah yang tertimbun milik Kel. Ade (50) bersama istrinya, Fatimah (49), Enur (16), Engkar (7), dan Nita (4).
Hingga petang kemarin, data korban jiwa masih simpang-siur. Berdasarkan data yang tercatat di Posko Bencana yang berlokasi di SDN Batujajar 2, Jln. Haurngambang No. 4 Desa Batujajar Timur, Kec. Batujajar, Kab. Bandung, jumlah yang meninggal hingga pukul 17.00 WIB kemarin sebanyak 19 orang, korban yang hilang sebanyak 29 orang, korban yang luka-luka sehingga harus dilarikan ke RS Cibabat, RS Dustira, dan RSHS sebanyak 13 orang.
Sementara berdasarkan data dari Kepala Badan Pengembangan Informasi Daerah Kab. Bandung, Drs. H. Adjat Sudradjat, M.Pd., jumlah rumah yang tertimbun longsor sebanyak 69 rumah. Dalam musibah itu pun sebanyak 27 orang jiwa sudah ditemukan dalam kondisi tak bernyawa, sedangkan sepuluh orang lainnya menderita luka berat dan ringan sehingga dilarikan ke RSHS dan RSU Cibabat.
Berdasarkan keterangan warga katanya, 64 orang diketahui selamat dan 47 orang lainnya masih dalam pencarian.
Sementara menurut keterangan Kepala Badan Kesbang Kota Cimahi, Drs. A. Ridwan, korban meninggal dunia yang ditemukan di sekitar Kp. Pojok, Kel. Leuwigajah, Kec. Cimahi Selatan sebanyak 11 orang. Mereka yaitu Enur warga Kp. Pojok dan sepuluh orang lainnya warga Kp. Cilimus.
Berdasarkan keterangan yang dihimpun "PR" di lokasi kejadian, ambrolnya tumpukan sampah itu diawali oleh guyuran hujan yang turun terus-menerus dua hari sebelumnya. Sekira pukul 2.00 WIB warga sekitar mendengar suara ledakan cukup keras dari arah tumpukan sampah.
"Suara ledakan tersebut diikuti oleh munculnya semburan api. Kemudian sebagian gundukan sampah yang sudah menyerupai sebuah bukit itu ambrol. Jutaan kubik sampah melorot dalam kecepatan tinggi menyapu semua benda yang ada di bawahnya. Akhirnya arus sampah terhenti menimbun sawah, kebun dan rumah penduduk," jelas Nandang (30) warga Kp. Cilimus RT 07 RW 12 Desa Batujajar, Timur Kec. Batujajar yang mengaku melihat sendiri kejadian tersebut.
Menurutnya, sesaat setelah bukit sampah menimbun rumah warga, terdengar jerit tangis minta tolong. Warga pun tampak berhamburan menyelamatkan diri dari terjangan gundukan sampah ke lokasi yang lebih tinggi. Sementara yang lainnya, ada yang berusaha menyelamatkan keluarganya. Namun mereka tidak bisa berbuat banyak karena sebagian besar rumah warga sudah tertutup gundukan sampah. Mereka hanya bisa menolong warga yang mampu meloloskan diri ke tempat yang aman.
"Guyuran air hujan dan padamnya aliran listrik menyulitkan kami untuk menolong para korban. Yang dapat kami lakukan sangat terbatas. Gundukan sampah itu terlalu tebal sehingga sulit mengangkat korban yang tertimbun," jelas Nandang.
Sampah-sampah itu meluncur dari ketinggian dan bergerak ke dasar lembah hingga mencapai jarak sekira 2 km. Sementara menurut Sukandar (70) warga RT 3 RW 8, kejadian tersebut sama sekali tidak terduga. Ketika sedang salat tahajud pukul 0.00 WIB kemarin, ia merasakan getaran yang begitu kuat. Sekira pukul 1.30 WIB, getaran semakin kuat. Ketika keluar, ia melihat letupan api seperti meteor terbang ke atas langit dari arah TPA diiringi dengan bayangan hitam yang ternyata lautan sampah bergerak ke arahnya. Kemudian, Sukandar membangunkan Endah, istrinya dan berteriak menyerukan agar para tetangganya keluar rumah. Tak lama kemudian, gelombang sampah yang begitu dahsyat pun meruntuhkan rumahnya dan seluruh rumah milik tetangganya.
Menurut Sukandar, semula bencana itu sempat diprediksi oleh para peneliti dari Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Bahkan, warga sempat diminta untuk segera pindah karena dipastikan suatu saat longsor akan terjadi seperti yang terjadi kemarin. Namun, hingga sebelum kejadian, mereka belum mendapat kepastian apa pun dari Pemerintah Kab. Bandung atau pun PD Kebersihan Kota Cimahi dan Pemkot Cimahi.
Setelah kejadian tersebut, ratusan petugas baik itu dari Pemkab Bandung, Pemkot Cimahi, Pemkot Bandung, Polres Cimahi, Kodim 0609 Kab. Bandung, Kopassus Batujajar, Tim SAR, PMI, dan Dinas Kesehatan Kota Cimahi serta Kota Bandung, Gema Nusa dan Tim Satgana Daarut Tauhiid langsung meluncur ke lokasi kejadian.
Namun, petugas cukup kesulitan dalam melakukan evakuasi karena lokasi perkampungan tersebut sudah menjadi hamparan sampah. Proses itu pun sempat terganggu karena banyaknya masyarakat di luar lokasi yang datang untuk sekadar menonton.
Korban yang meninggal pun kemudian disemayamkan di Masjid Kp. Cilimus. Sementara yang luka-luka kemudian dilarikan ke RS Cibabat, RC Dustira, dan RSHS Bandung.
Menurut keterangan petugas, sekira pukul 05.00 WIB di lokasi RW 12, mereka mendengar suara rintihan seseorang di antara timbunan sampah. Mengetahui hal itu, petugas langsung berusaha membongkar tumpukan sampah yang bercampur-baur dengan bongkahan tembok. Namun, suara itu pun menghilang dan tak terdengar lagi hingga siang hari kemarin.
Untuk membantu proses evakuasi, dua alat berat diturunkan ke lokasi longsor. Namun, di sisi lain, hal itu memungkinkan beberapa rumah di bawahnya semakin amblas tertutup sampah. Bahkan, getaran beko sempat mengkhawatirkan petugas yang sedang berusaha mengeluarkan beberapa orang korban jiwa yang sudah diketahui jasadnya.
Sementara itu, korban yang selamat mengungsi ke Posko Pengungsian di SDN 2 Batujajar. Sebagian lainnya mengungsi ke keluarganya di luar kampung tersebut. Dengan menggunakan roda, motor, dan sepeda, mereka mengamankan berbagai barang dan harta bendanya keluar kampung. Namun, ratusan warga yang datang menonton cukup mengganggu kelancaran jalannya pengungsian dan evakuasi korban.
Sementara di tempat terpisah, tim penolong yang melakukan evakuasi korban longsor di Kp. Pojok RT 4 RW 10, Kel. Leuwigajah Kec. Cimahi Selatan, Kota Cimahi berhasil menemukan 11 jenazah. Proses evakuasi dihentikan pukul 19.00 WIB karena gelap gulita. Jenazah terakhir yang berhasil ditemukan, Enur (16) warga Kp. Pojok RT 4 RW 10 Kel. Leuwigajah Kec. Cimahi Selatan Kota Cimahi. Anak pasangan Ade dan Ny. Empat itu ditemukan pukul 18.00 WIB. Sementara kedua orang tuanya belum ditemukan.
Sedangkan ke-10 jenazah lainnya yang ditemukan yaitu, Usep, Imas, Hermawati, Ayu Amalia, Endang, Rina, Windi, Cuntaka, Nani, dan Dira. Semuanya warga Kp. Cilimus RW 12 Kel. Batujajar Timur Kab. Bandung.
Camat Cimahi Selatan, Drs. A. Sumardi dan Kepala Bakesbang Kota Cimahi, Drs. A. Ridwan menjelaskan, warganya yang menjadi korban longsor diperkirakan berjumlah 5 orang, yaitu keluarga Ade beserta istri (Ny. Empat) dan ketiga anaknya (Enur, Kartini, dan Tita). "Hingga proses evakuasi dihentikan, yang ketemu baru Enur. Sedangkan Ny. Empat dan kedua anaknya belum juga ditemukan. Mudah-mudahan besok bisa ketemu," harapnya.
Ditambahkan, dari data yang berhasil dikumpulkan, di lokasi longsor Kp. Pojok diperkirakan terdapat 29 warga yang tertimbun longsor, 5 warga Kp. Pojok RT 4 RW 10, Kel. Leuwigajah, Kec. Cimahi Selatan, Kota Cimahi dan 24 warga Kp. Cilimus RW 12 Kel. Batujajar Timur, Kab. Bandung.
"Yang baru ditemukan sebanyak 11 warga, yaitu 1 warga Kp. Pojok dan 10 warga Kp. Ciliimus. Berarti ada sekitar 18 mayat lagi yang belum ditemukan," jelasnya.
Sementara itu, ribuan warga yang memadati lokasi kejadian di Kp. Pojok berangsur-angsur membubarkan diri sesaat setelah proses evakuasi dihentikan.
Menurut Dandim 0609 Cimahi Letkol Ahmad, kehadiran ribuan warga di lokasi kejadian cukup menyulitkan proses evakuasi. Pasalnya, mereka hanya menonton.
"Kita akan membuat semacam police line sehingga warga tidak bisa ke lokasi longsor. Tapi hanya orang-orang tertentu yang bisa ke sana. Misalnya, keluarga korban atau relawan," tegasnya.
Ahmad berharap proses evakuasi bisa berjalan cepat. Terlebih masih banyak korban yang belum ditemukan. "Data awal yang kita punya sedikitnya ada 141 warga yang tertimbun longsor. Sampai saat ini baru ditemukan 30 orang, 11 di sini dan 19 di sana. Berarti masih ada sekira 111 orang lagi," ucapnya lirih.
Pihaknya sudah meminta tambahkan alat berat. Saat ini alat berat yang sudah dioperasikan sebanyak 5 unit, 3 unit di Kp. Pojok dan 2 unit di Kp. Cilimus. "Mudah-mudahan tambahan alat berat yang saya minta bisa datang besok pagi sehingga para korban bisa cepat ditemukan semuanya," harapnya ...........
Doc, PR selasa, 22 feb 2005

0 Comments:

Post a Comment

<< Home