'sampah' the tragedy

Tuesday, May 30, 2006

masih banyak jenazah...


Hingga Selasa (22/2) Korban Tewas Mencapai 64 Orang
Masih Banyak Jenazah yang Sulit Dievakuasi

CIMAHI, (PR).-Upaya evakuasi yang dilakukan petugas dan masyarakat, Selasa (22/2) hingga pukul 17.00 WIB, berhasil menemukan 27 jenazah di lokasi longsoran sampah dari Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) Leuwigajah Cimahi. Dengan demikian, total sementara korban jiwa hingga pukul 17.00 WIB kemarin tercatat sebanyak 64 orang. Meski demikian, masih banyak jenazah yang sulit dievakuasi karena kondisi medan yang menyulitkan petugas.
Ket Gambar : Diiringi tatapan mata ratusan warga yang menonton evakuasi, salah seorang korban tewas digotong warga setelah ditemukan petugas penyelamat di bawah puing-puing rumahnya yang tertimbun gunungan sampah di Kp. Cilimus Desa Batujajar Timur Kec. Batujajar Kabupaten Bandung sekira pukul 14.30 WIB, Selasa (22/2).*M. GELORA SAPTA/"PR"
Dari 27 korban yang mayatnya ditemukan, 17 orang di antaranya warga RW 8 Kampung Gunung Aki dan RW 9 Kampung Cilimus, Desa Batujajar Timur, serta 10 warga lainnya ditemukan di perbatasan Kampung Pojok dan Kampung Cilimus. Mereka terdiri atas 4 jenazah warga Kampung Pojok RT 4 RW 10 Kel. Leuwigajah, Kec. Cimahi Selatan, Kota Cimahi, dan 6 jenazah warga Kampung Cilimus RT 1 RW 12, Kel. Batujajar Timur, Kec. Batujajar, Kab. Bandung.
Korban yang ditemukan di lokasi Batujajar disemayamkan di Masjid Al-Hidayah RT 1 RW 9, sedangkan yang ditemukan di Kampung Pojok disemayamkan di Masjid Jami Nurul Huda. Kemudian, mereka dimakamkan di pemakaman umum di tempat berbeda.
Sementara warga yang masih dinyatakan hilang sebanyak 108 orang, yang diketahui selamat sebanyak 223 orang, dan 94 jiwa dari 18 kepala keluarga (KK) di antaranya menempati posko pengungsian di SDN 2 Batujajar Kampung Haurngambang, Desa Batujajar Timur, Kec. Batujajar, Kab. Bandung. Sementara yang lainnya, mengungsi ke tempat sanak keluarganya di luar kampung yang masih wilayah Batujajar dan Cimahi.
Warga yang tinggal di posko pengungsian menempati empat ruang kelas di SDN 2 Batujajar dengan menggunakan folding bed yang dipinjam dari Kopassus Batujajar. Akibatnya, sejak Senin (21/2), sebanyak 415 siswa di SDN 2 Batujajar diliburkan.
Hal itu diakui Kepala SDN 2 Batujajar, Drs. Cucup. Proses belajar-mengajar terpaksa diliburkan karena ruang kelas digunakan untuk posko pengungsian. Diharapkan, Kamis (24/2) ini, proses belajar bisa kembali dilaksanakan dengan pembagian sekolah pagi dan siang. Jika ternyata ruangan kelas belum bisa digunakan, siswa untuk sementara akan dipindahkan ke sekolah lain. Sementara dari 415 siswa yang ada, diperkirakan sebanyak 41 orang.
Proses evakuasi dan pencarian korban jiwa sendiri relatif sulit dilakukan. Sejumlah kendala dihadapi petugas dan masyarakat, baik karena itu cuaca yang buruk, maupun keterbatasan alat. Keterangan yang berhasil dihimpun "PR" di lapangan, longsoran sampah yang terjadi Senin (21/2) tersebut menimbun permukiman penduduk dan pesawahan di wilayah RW 8, RW 9, dan RW 12 di wilayah Desa Batujajar Timur, Kec. Batujajar, Kab. Bandung serta RW 10 Kampung Pojok, Kel. Leuwigajah, Kec. Cimahi Selatan, Kota Cimahi.
Proses evakuasi
Dalam proses pencarian yang dimulai sekira pukul 7.00 WIB tersebut, sebanyak lima buah alat berat diturunkan ke lokasi longsor untuk mengeruk gunungan sampah yang menimbun permukiman warga. Puluhan bahkan ratusan petugas gabungan dari Polres Cimahi, Polsek Batujajar, Kodim 0609 Kab. Bandung, Kopassus Batujajar, sejumlah koramil di wilayah Kab. Bandung, Dinas Kesehatan Kab. Bandung, Tim SAR Kab. Bandung, Dinas Kesehatan Kota Cimahi, PMI Kab. Bandung, PMI Kota Cimahi, PMI Kota Bandung, dan Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Pandu Keadilan, Satgana Daarut Tauhid, dan Gema Nusa Daarut Tauhid terjun ke lokasi untuk melakukan evakuasi.
Sekira pukul 8.30 WIB, petugas menemukan korban pertama yang diketahui identitasnya bernama Oting (97), warga RW 2/RW 9. Kemudian, petugas menemukan korban-korban lainnya, di antaranya Dewi Silvia (26) bersama anaknya Moh. Jodhy (3) yang ditemukan di timbunan sampah dalam posisi berpelukan. Dewi diketahui sebagai istri anggota Kopassus.
Proses evakuasi itu pun mengundang ratusan warga dari luar Kp. Cilimus atau Kampung Gunung Aki dan bahkan dari luar Desa Batujajar. Warga yang penasaran melihat lokasi longsor dan ingin melihat proses evakuasi sejak pagi hingga sore kemarin tak henti-hentinya membanjiri lokasi kejadian. Padahal, lokasi bencana sudah dibatasi police line. Bahkan, petugas berusaha memperingatkan warga untuk tidak mendekati lokasi longsor. Namun, hal itu sepertinya tidak dihiraukan warga. Kondisi itu pun menyebabkan proses evakuasi menjadi terhambat dan jalanan semakin licin.
Sementara sejumlah petugas mengaku kesulitan dalam mengevakuasi korban di tengah timbunan sampah. Karena hamparan sampah sudah menutupi permukiman penduduk. Sekalipun ada korban yang berhasil diketahui di sela-sela timbunan sampah, tetap saja mereka sulit untuk dikeluarkan. Mengingat, sebagian besar tubuh korban tergencet reruntungan bangunan. Akibatnya, petugas mengandalkan gergaji dan sepotong besi untuk mengorek-ngorek timbunan sampah yang diduga di dalamnya terdapat jenazah.
Menurut petugas, jika tidak ditemukan dalam waktu 1-2 hari sejak longsor, dipastikan mereka akan semakin sulit mencari korban. Tubuh korban akan lebih cepat membusuk di dalam timbunan sampah itu. Dalam dua hari kemarin saja, bau busuk dari tubuh korban cukup membuat mual petugas. Untuk itu, mereka berharap untuk memudahkan pencarian korbah diharapkan sejumlah alat berat diturunkan ke lokasi. Selain itu, mobil jenazah hendaknya dikirimkan ke lokasi mengingat yang baru ada saat ini hanyalah ambulans.
Menkokesra dan Mensos
Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra), Alwi Shihab dan Menteri Sosial (Mensos), Bachtiar Chamsah sore kemarin langsung meninjau lokasi longsor didampingi Gubernur Jabar, H. Danny Setiawan, Bupati Bandung Obar Sobarna, Wali Kota Cimahi, H.M. Itoc Tochija. Hadir juga, anggota DPR RI, Cecep Rukmana dan Dedy Jamaludin Malik.
Pada kesempatan itu, Menko Kesra menyerahkan bantuan dana sebesar Rp 100 juta dalam bentuk cek kepada Bupati Bandung untuk membantu operasional evakuasi di lapangan. Sementara, Mensos menyerahkan bantuan senilai Rp 75 juta berupa cek untuk membantu korban yang meninggal dunia.
Menurut Mensos, bupati diharapkan segera menyerahkan dana santunan kepada keluarga korban jiwa yang masing-masing sebesar Rp 4 juta/jiwa. Jika ternyata jumlah korban jiwa terus bertambah, diharapkan hal itu bisa dibantu dari Gubernur Jabar dan Bupati Bandung. "Soal relokasi ini, kita serahkan ke gubernur dan bupati," ucapnya.
Menyinggung evakuasi korban kata Mensos, pemerintah daerah bersama dinas dan instansi terkait diharapkan terus melakukan pencarian terhadap korban yang masih dinyatakan hilang. Selain itu, Pemkab Bandung harus segera mencari tempat lain untuk merelokasi warga yang menjadi korban longsor. Jangan sampai, warga dibiarkan terlalu lama tinggal di lokasi itu karena khawatir longsor susulan bisa terjadi kapan saja. "Mereka harus segera direlokasi ke tempat lain. Apalagi kan, gas dari sampah itu cukup berbahaya bagi kesehatan manusia," ujarnya.
Sementara Menko Kesra menyarankan agar evakuasi dan pembersihan lokasi bisa dilakukan dalam waktu yang tidak terlalu lama. Pemda Kab. Bandung pun diharapkan memperhatikan nasib para pengungsi.
"Selamatkan apa yang bisa diselamatkan. Nasib para pengungsi pun harus diperhatikan," ujarnya.
Sementara hingga sore kemarin, keluarga korban yang selamat mengaku belum menerima bantuan apa pun dari pemerintah. Namun, bagi warga yang menempati tempat pengungsian mengaku sampai saat ini mereka mendapat bantuan makanan dan minuman yang cukup dari pemerintah.
Secara terpisah, Bupati Bandung, Obar Sobarna didampingi Wakil Bupati Bandung, H. Eliyadi mengharapkan untuk menanggulangi bencana longsor ini, tentunya Pemkda Kab. Bandung tidak bisa bekerja sendiri. Untuk itu, diharapkan semua pihak membantu meringkankan beban pemerintah dan korban longsor.
Menyinggung bantuan, katanya, sampai sejauh ini bantuan dari pihak mana pun mulai mengalir. Untuk menjaga transparansi pengelolaan dan penyalurannya, hal itu hendaknya dikelola dalam satu pintu. Jumlah sumbangan yang diterima pun dipampang sehingga bisa dicek setiap saat oleh siapa pun.
Menyikapi banyaknya warga dari luar Batujajar yang hanya sekadar menonton, menurut bupati, pihaknya terpaksa akan memblokir jalan, kecuali untuk petugas dan yang berkepentingan. Karena dengan banyaknya warga yang menonton, hal itu cukup mengganggu kinerja petugas yang tengah lakukan evakuasi.
Polda selidiki
Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat akan berusaha melihat secermat mungkin kasus ambrolnya gunung sampah di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Leuwigajah, Kec. Cimahi Selatan, Kota Cimahi yang menewaskan puluhan warga setempat. Pasalnya, bisa saja kejadian itu karena ada faktor keteledoran manusia sehingga kelestarian alam tidak terjaga.
"Namun untuk sementara, saya melihat kejadian itu semata karena bencana alam biasa, indikasi adanya faktor keteledoran manusia belum terlihat," ujar Kapolda Jabar, Irjen Pol. Drs. Edi Darnadi sebelum berangkat ke Leuwigajah dengan menggunakan helikopternya, Selasa (22/2) di Mapolda Jabar, Jln. Soekarno-Hatta, Bandung.
Kepada wartawan, kapolda mengaku belum menerima laporan dari masyarakat yang mengharapkan agar kasus tersebut diselidiki oleh Polda Jabar dan kewilayahan (Polres Cimahi). Termasuk yang belum diterimanya, adalah isu adanya ledakan sebelum gunung sampah di TPA Leuwigajah itu ambrol lalu menewaskan puluhan atau bahkan ratusan orang. "Itu belum saya terima dan saya dengar," katanya.
Lepas dari soal itu, imbuhnya, sejak menerima laporan adanya kejadian itu, pihaknya sudah menurunkan ratusan anggotanya, baik dari Brimob, maupun Samapta. Anggota yang diturunkan itu, katanya, kurang lebih sebanyak 2 peleton dengan kemampuan yang berbeda. Ada yang memiliki kemampuan mengevakuasi korban, ada juga yang memiliki kemampuan pengamanan di lokasi kejadian.
Kapolda mengharapkan, anggotanya berhasil dengan segera mengeavakuasi seluruh korban yang terjebak dalam urukan sampah tersebut. "Mudah-mudahan semuanya segera berhasil dievakuasi," kata kapolda seraya menyampaikan bela sungkawa yang mendalam terhadap seluruh korban yang disebut-sebut bisa mencapai angka 141 orang itu.
Imbauan MUI
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kab. Bandung, K.H. Yayat Ruhiyat Sirodj mengimbau dan mengajak seluruh umat Islam, khususnya yang ada di Kab. Bandung untuk melakukan doa bersama mendoakan korban longsor di wilayah Kab. Bandung dan Kota Cimahi. Diharapkan, bencana itu merupakan yang terakhir kalinya yang terjadi di Kab. Bandung. Selain itu, diharapkan, semua pihak meningkatkan keimanan dan ketakwaannya.
Bahkan katanya, Sabtu (26/2) ini, MUI Kab. Bandung akan melakukan salat jenazah massal di sekira 100 m di lokasi kejadian dari arah Timur. Untuk itu, pihaknya mengimbau kepada MUI di seluruh desa, pondok pesantren, ormas dan LSM Islam untuk melakukan doa bersama pula.
Menurut Yayat, semua korban longsor bisa dikategorikan mati sahid. Korban yang meninggal akibat bencana longsor dan sulit ditemukan maka boleh dilaksanakan salat jenazah di tempat kejadian atau salat gaib. Batas maksimal waktu pencarian korban diserahkan kepada keputusan Tim SAR. Namun, MUI Kab. Bandung mengimbau kepada Tim SAR untuk terus melakukan pencarian sampai batas maksimal. Apabila di kemudian hari jenazah ditemukan, maka tetap dilakukan pengurusan sebagaimana mestinya sesuai kondisi jenazahnya.
(A-136/A-106/A-115/A-64/A-112)*** docPR,rabu23feb2005

0 Comments:

Post a Comment

<< Home